Namanya juga Angkutan Umum, yang naik pun masyarakat umum
yang perlu akomodasi nya dengan hak dan harga yang sama. Namun entah kenapa
saya tidak mentolerir tingkah penumpang angkot yang suka seenaknya. Misalkan
merokok dan duduk seenaknya.
Memang yang saya perhatikan kebiasaan penumpang angkot
seperti itu. Ada yang yang selalu ingin duduk dekat supir dan jika kursi depan
angkot nya penuh dia tidak mau naik. Lalu ada juga orang yang duduk dekat
selalu dekat pintu atau duduk miring selonjoran seperti dirumah sendiri. Entah dimana
pikiran mereka, mungkin ingin cepat turun atau gerah? Saya sendiri kadang
kerepotan duduk karena harus melewati orang yang tidak mau geser dari duduknya.
Sudah badannya besar, tas-tas bawaan nya banyak pula, tentu saja semakin
merepotkan penumpang lain yang ingin duduk. Sebenarnya kalau angkotnya kosong
sih sah-sah saja orang duduk bagaimana juga, tapi kalau mulai banyak penumpang
lain tolonglah digeser kedalam duduknya. Kalaupun nanti takut turun nya susah
karena duduknya terlalu dalam, supir pun
pasti menunggu dan penumpang lain pun akan mempermudah dan memberi kita jalan.
Jika ingin nyaman, sebaiknya naik taksi saja jangan naik angkot. Karena
seberapa besar harga yang kita bayar, itu juga yang kita dapatkan.
Sebagai penumpang yang baik, harusnya semua orang pun jangan
egois jika dihadapkan dengan kepentingan umum. Untungnya juga sekarang
pemerintah kota melarang merokok di dalam angkot serta ada beberapa angkot yang
memakai pamflet untuk tidak merokok di dalam angkot. Karena itu sangat
menggangu kenyamanan dan tentu saja menambah polusi kota. Sebagai masyarakat
yang pintar setidaknya kita mematuhi peraturan sekecil apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar